IDXChannel - Kepala Ekonom PermataBank (BNLI) Josua Pardede menilai keputusan Bank Indonesia dalam memangkas BI Rate masih akan berlanjut. Sebab, inflasi indeks harga konsumen (IHK) diproyeksikan akan tetap rendah, dengan defisit transaksi terkendali.
Josua juga menilai pemotongan BI Rate akan mempertimbangkan prospek pelonggaran moneter dI Amerika Serikat saat Federal Reserve diramal kuat akan memotong Fed Fund Rate (FFR) 3 kali tahun ini.
“Mempertimbangkan prospek kebijakan moneter The Fed, lintasan inflasi Indonesia yang rendah, transaksi berjalan yang terkendali, dan ekspektasi apresiasi Rupiah, BI-rate akan berada pada kisaran 5,50 - 5,75 persen pada akhir 2024,” kata Josua kepada IDX Channel, Rabu (18/9/2024).
BI telah memotong suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 6,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 17-18 September 2024.
Demikian pula suku bunga Deposit Facility juga dipangkas 25 basis poin menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility dipotong 25 bps ke level 6,75 persen.
Saat ini inflasi (IHK) RI masih terkendali sebesar 2,12 persen yoy pada Agustus 2024. Kendati masih sesuai dengan perkiraan pasar, angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,13 persen yoy.