Lebih lanjut, Novita menuturkan bahwa pertumbuhan kredit yang kuat didorong oleh segmen wholesale banking yang meningkat 14,7 persen secara tahunan, serta sektor retail yang tumbuh 4,56 persen. “Strategi kami adalah memperkuat ekosistem, fokus ke kredit-kredit di bawah turunan wholesale yang pertumbuhannya terjaga dengan baik,” jelasnya.
Bank Mandiri menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) di bawah 93 persen, serta memperkuat dana pihak ketiga berbasis transaksi dengan rasio CASA mencapai 70–72 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan Mandiri mempertahankan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Bank Mandiri juga mencatat pertumbuhan pendapatan digital banking sebesar 11 persen MoM yang dikontribusikan oleh super app. Livin’ dan super platform KOPRA sementara pendapatan treasury tumbuh 10 persen. Kedua sektor ini menjadi pendorong utama peningkatan fee-based income secara konsisten.
Di samping itu, bank berlogo pita emas ini juga memperluas sumber pendapatan yang bersifat berulang untuk memastikan kesinambungan profitabilitas di tengah perubahan dinamika ekonomi. Tidak cuma berhenti di situ, fungsi intermediasi Bank Mandiri tetap solid.
Penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi per September 2025 masing-masing mencapai Rp1.764 triliun dan Rp1.884 triliun, dua-duanya tumbuh diatas rata-rata industri.