Terkait dengan rencana buyback saham, Novita menegaskan bahwa Bank Mandiri sudah mulai menjalankan keputusan RUPS untuk mengeksekusi buyback senilai Rp1,17 triliun. “Kita sudah mulai aktifkan buyback minggu lalu. Ini momennya pas sekali karena secara fundamental kita improve di kuartal empat ini,” ujarnya.
Buyback ini juga menjadi bagian dari program insentif bagi karyawan (ESOP). Ia menilai harga saham BMRI saat ini tergolong murah, sehingga menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat nilai saham dan kepercayaan investor. Selain buyback, Bank Mandiri juga menyiapkan pembagian dividen interim bagi para pemegang sahamnya.
“Sekarang itu dividend yield dari saham Bank Mandiri bisa mencapai 10 persen dengan harga saat ini. Itu baru dari dividennya, belum termasuk capital gain,” ujar Novita. Menurutnya, pembagian dividen interim ini menjadi bentuk apresiasi kepada investor sekaligus sinyal kuat bahwa kondisi keuangan Mandiri tetap sehat dan solid menjelang akhir tahun.
Menutup pembahasan, Novita optimistis bahwa kinerja positif Bank Mandiri akan berlanjut hingga 2026. “Tren kuartal 4 yang positif ini bisa terbawa sampai tahun depan. Mandiri masih bisa tumbuh sesuai pertumbuhan industri di 9 sampai 11 persen,” tutupnya.
(Shifa Nurhaliza Putri)