sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gubernur BI Tegaskan Rupiah Tetap Terkendali Meski Tertekan, Optimistis Segera Menguat

Banking editor Anggie Ariesta
22/09/2025 13:00 WIB
Gubernur BI menegaskan BI berkomitmen menjaga stabilitas rupiah melalui berbagai instrumen intervensi, meskipun tekanan global dan domestik masih tinggi.
Gubernur BI Tegaskan Rupiah Tetap Terkendali Meski Tertekan, Optimistis Segera Menguat. (Foto: Youtube TV Parlemen)
Gubernur BI Tegaskan Rupiah Tetap Terkendali Meski Tertekan, Optimistis Segera Menguat. (Foto: Youtube TV Parlemen)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (22/9/2025). Bahkan rupiah dibuka di posisi Rp16.600 per dolar AS atau terkoreksi 0,09 persen, mengutip data Refinitiv.

Pada penutupan pekan lalu, rupiah berada di Rp16.585 per dolar AS, melemah secara kumulatif 1,28 persen sepekan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan BI berkomitmen menjaga stabilitas rupiah melalui berbagai instrumen intervensi, meskipun tekanan global dan domestik masih tinggi.

“Untuk nilai tukar kami laporkan tetap terkendali, komitmen kami untuk melakukan stabilisasi karena ketidakpastian yang tinggi baik dari global maupun dari domestik, kami terus melakukan intervensi baik di pasar luar negeri melalui offshore non-delivery forward maupun pasar dalam negeri melalui transaksi secara tunai atau spot-spot domestik non-delivery forward maupun juga bagaimana kami melakukan pembelian SBN di pasar sekunder,” kata Perry dalam Raker Komisi XI DPR, Senin (22/9/2025). 

Perry mencatat nilai tukar rupiah sepanjang September justru sempat menguat 0,30 persen dibandingkan Agustus, meskipun dalam beberapa pekan terakhir tekanan meningkat. 

“Komitmen kami bahwa tren nilai tukar ke depan akan bergerak stabil dan bahkan ada kecenderungan menguat sejalan dengan komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah sementara dan prospek pertumbuhan ekonomi yang cukup baik,” tambahnya.

Dari sisi global, Perry menyebut ketidakpastian masih cukup tinggi seiring langkah bank sentral AS (The Fed) yang telah menurunkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR). 

Indeks dolar (DXY) kini berada dalam tren pelemahan, meskipun pergerakannya masih dipengaruhi dinamika ekonomi dan politik.

“DXY tren menurun meskipun minggu ke minggu mata uang dolar dipengaruhi oleh dinamika ekonomi dan politik yang terjadi. Maka aliran modal ke emerging market memang masih terjadi volatilitas,” kata dia.

Dengan demikian, Perry optimistis rupiah tetap stabil dan bahkan berpotensi menguat ke depannya, sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement