Dari sisi The Fed, meskipun tapering sudah dimulai, namun The Fed belum akan melakukan kenaikan suku bunga lebih cepat, sejalan dengan kondisi pasar tenaga kerja AS yang belum membaik secara konsisten. The Fed berulang kali menyatakan bahwa inflasi yang terjadi saat ini cenderung bersifat temporer.
"Dari sinyal pernyataan The Fed tersebut, diperkirakan BI akan menunggu sinyal dari indikator perekonomian AS yang pulih untuk mengantisipasi pengetatan dari The Fed yang lebih cepat dari perkiraan," katanya.
Lebih lanjut, jika tekanan inflasi 2022 cenderung lebih tinggi dari perkiraan, dimana dipengaruhi oleh pemulihan konsumsi domestik, serta potensi kenaikan inflasi yang disebabkan oleh supply chain disruption, maka BI diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunganya pada akhir tahun depan.
Namun demikian, apabila inflasi cenderung terkendali dan rupiah cenderung stabil di tengah Fed yang belum akan menaikkan suku bunga tahun depan, maka BI pun berpotensi untuk mempertahankan suku bunga acuannya pada tahun depan. (TIA)