IDXChannel - Bank Indonesia menyebut kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga di antaranya memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
"Hal tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan melalui perluasan cakupan sektor prioritas, yakni sektor penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial; serta penyesuaian besaran insentif untuk setiap sektor yang berlaku sejak 1 Juni 2024," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat KSSK Jumat (2/8/2024).
Implementasi KLM telah memberikan tambahan likuiditas sebesar Rp91 triliun sehingga total insentif likuiditas mencapai Rp256 triliun pada akhir Juni 2024, dan diprakirakan meningkat hingga akhir tahun
2024 menjadi Rp280 triliun.
Lalu mempertahankan (i) Rasio Countercyclical Capital Buffer (CCyB) sebesar 0 persen dan (ii) Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84 persen-94 persen.
Selanjutnya melanjutkan pelonggaran rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV)