IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) membagikan sejumlah strateginya dalam menggenjot penyaluran kredit pada 2023.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, akan fokus untuk memperdalam kolaborasi dengan sejumlah partner. Salah satunya memperbesar kerja sama pembiayaan kepada PT BFI Finance Tbk (BFIN).
“Selama ini kami sudah bekerja sama kredit dengan BFI Finance, namun masih ada ruang yang besar untuk ditingkatkan,” ujar Kharim menjawab pertanyaan seputar kolaborasi Bank Jago dan BFI Finance dalam pertemuan dengan sejumlah media massa, Selasa (31/1/2023).
Kharim menjelaskan, potensi besar kolaborasi dengan BFI Finance terletak pada skema pembiayaan bersama atau joint financing. Dengan skema ini, Bank tidak terkena batas maksimum penyaluran kredit (BMPK) sehingga bisa menyalurkan kredit dengan jumlah besar.
“Berkolaborasi dengan sejumlah partner termasuk BFI Finance, memampukan kami menjangkau masyarakat luas untuk menyalurkan pembiayaan. Ini merupakan cara kami menyalurkan kredit secara cepat dengan risiko yang terukur,” ujarnya.
Pola joint financing adalah pembiayaan bersama antara Bank dengan lembaga keuangan lainnya yang disalurkan kepada penerima kredit (end user). Dalam skema yang mirip adalah pola channeling yakni pemberian kredit dari Bank kepada lembaga keuangan lainnya yang kemudian disalurkan kembali kepada end user .
Perbedaan keduanya yang signifikan bagi Bank adalah batas penyaluran kredit. Dalam pola channeling, bank terkena BMPK maksimum 10% dari modal tier 1. Sementara untuk joint financing, bank tidak terkena BMPK.
Dengan modal tier 1 sekitar Rp8 triliun, Jago hanya bisa menyalurkan channeling sebesar Rp800 miliar kepada seluruh pihak yang terafiliasi, termasuk BFI Finance. Bank Jago dan BFI Finance tergolong perusahaan terafiliasi karena Jerry Ng sebagai pemegang saham pengendali Bank Jago juga menjadi pengendali bersama-sama di BFI Finance.
Rencana kolaborasi Bank Jago dan BFI Finance tersebut didukung data penjualan mobil yang terus bertumbuh. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menunjukan penjualan mobil baru mencapai 1,05 juta unit pada 2022, naik 18,1% dari setahun sebelumnya yang tercatat 887 ribu.
Gaikindo menargetkan penjualan pada 2023 akan sama dengan tahun lalu. Sementara itu data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) mengungkapkan bahwa penjualan motor baru selama 2022 mencapai 5,22 juta unit motor, naik 3,2% secara yoy.
AISI berharap penjualan motor tahun ini di kisaran 5,1 juta sampai 5,4 juta unit. Potensi bagi kerjasama Bank Jago & BFI Finance masih bertambah dari penjualan mobil dan motor bekas pakai atau second hand.
Meski demikian, ada sejumlah tantangan yang menanti seperti kenaikan suku bunga kredit, inflasi global yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi, hingga pandemi Covid-19 yang belum usai dan terus memunculkan varian baru.
Kharim menegaskan keunggulan Bank Jago dalam kerja sama pembiayaan adalah portofolio dana murah yakni tabungan dan giro (current account saving account/CASA) yang cukup besar. Hal ini mendorong biaya dana (cost of fund) menjadi rendah.
Pada September 2022, rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%. Rasio ini setara dengan sejumlah bank besar yang memiliki CASA besar. Adapun cost of fund Bank Jago di kisaran 2%.
“Meski ada kenaikan suku bunga acuan, kami meyakini biaya dana akan terjaga di level rendah dan kompetitif. Hal ini tentunya didukung oleh rasio CASA yang besar yang merupakan hasil dari jumlah nasabah Aplikasi Jago yang terus bertumbuh,” ujarnya.
Selain dengan BFI Finance, Bank Jago akan memperdalam kolaborasi pembiayaan dengan GoTo Financial, anak usaha PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Hingga September 2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 38 institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. Adapun sebanyak 32 institusi bekerja sama dengan Bank Jago dalam penyaluran partnership lending.
(DES)