"Tapi dalam budidaya ini, saya lebih memilih fokus ke pembibitan. Bukan ngebesarin ikan, karena kalau pembesaran risiko matinya banyak. Butuh pakannya juga banyak. Kalau bibit, relatif lebih minim risiko," papar Deden.
Dengan modal awal sebesar Rp15 juta, Deden pun membuat sebuah kolam di sawah untuk proses pembibitan. Lokasi di sawah sengaja dipilih karena dalam proses pembibitan memang dibutuhkan celah-celah dan lubang dalam tanah sebagai tempat induk ikan bertelur dan menghasilkan bibit.
"Kalau di kolam semen nggak bakal jadi. Jadi memang harus di sawah. Kita taruh indukan di situ. Yang laki lima, betinanya dua. Biasanya 15 hari gitu sudah jadi bibitnya. Bisa sampai ribuan. Kita pindah ke kolam semen, biar (kolam) yang di sawah bisa dipake pembibitan lagi," jelas Deden.
Setelah dipindah ke kolam semen, menurut Deden, maka bibit-bibit ikan nila tadi sudah siap untuk dijual. Deden menjualnya dengan menggunakan takaran gelas, yang dibanderol Rp15.000 per gelas.
Dalam sekali panen bibit ikan Nila setiap 15 hari tersebut, Deden bisa menjual minimal 100 gelas. Artinya, dengan harga jual per gelas sebesar Rp15.000, maka dalam sebulan Deden bisa mengantongi sedikitnya Rp3 juta dari bisnis bibit ikan nila ini.