Pinjaman sebesar Rp200 juta tersebut, dikatakan Sopian, didapat melalui program Kredit Usaha Pedesaan (Kupedes) BRI. Sopian pun semringah karena proses pengajuan pinjaman dirasakannya sangat mudah dan cepat, yaitu hanya membutuhkan waktu setengah hari saja.
Dengan kendala permodalan yang telah teratasi, kinerja produksi Sopian pun kembali lancar. Tak kurang dari empat lini bisnis utama Sopian, yaitu produksi jemuran, membuat produk acrilic, bisnis sablon, dan berjualan majun, berjalan makin lancar dan berkembang pesat.
Dengan pendapatan minimal sebesar Rp91 juta dari bisnis sablon dan Rp81 juta dari produksi jemuran, maka secara total pendapatan Sopian per bulan minimal mencapai Rp172 juta. Namun, seolah tak puas, Sopian tak berhenti mencoba ceruk bisnis baru, dengan mulai merintis produksi gypsum dinding.
Bisnis Baru
Berbekal dari pengalamannya makan di Restoran Padang Sederhana di Kedunghalang, Kota Bogor, Sopian mengaku tertarik pada hiasan dinding yang ada di rumah makan tersebut. Setelah diperhatikan, hiasan tersebut rupanya berbahan dasar PVC, dan diproduksi dengan mesin press, yang hanya bisa dilakukan oleh pabrik-pabrik besar.
Tak hilang akal, Sopian coba mengakalinya dengan memproduksi produk hiasan sejenis, namun berbahan dasar gypsum, yang menurutnya masih bisa diproduksi secara manual, dengan harga bahan baku yang tentu lebih murah.