IDXChannel - Industri perbankan nasional saat ini sedang was-was menunggu pengumuman data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini. Industri perbankan mewaspadai kenaikan inflasi AS akan melampaui 8,8 persen.
Ekonom BCA David Sumual mengatakan bahwa, pasar industri perbankan Indonesia memproyeksikan inflasi AS meningkat ke level 8,8 persen setelah pada bulan lalu menyentuh angka 8,6 persen.
"Kalau kenaikannya lebih tinggi dari 8,8 persen, tentu akan membuat pasar bereaksi negatif, ditambah adanya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga yang lebih tinggi lagi dari perkiraan," kata David saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Ia menyebut, saat ini pasar masih cenderung volatil menunggu kepastian inflasi negeri Paman Sam tersebut. David menambahkan, di tengah ancaman kenaikan inflasi dan suku bunga acuan The Fed, kinerja industri perbankan juga akan ditopang oleh rilis data Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Sebelumnya, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, para pelaku pasar dalam negeri tengah mencermati dampak dari naiknya inflasi AS yang dapat menyebabkan kinerja rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.