IDXChannel - Kegagalan dari Silicon Valley Bank (SVB) akan diambil alih oleh First Citizens, sebuah bank pemberi pinjaman dari North Carolina, ternyata menelan biaya senilai USD20 miliar atau sebesar Rp301 triliun lebih untuk pembayaran asuransi deposito.
First Citizens akan mengambil alih seluruh deposito dan pinjaman senilai USD119 miliar dari entitas yang didirikan setelah runtuhnya SVB awal bulan ini.
Sementara itu, Credit Suisse dipaksa untuk diambil alih oleh saingannya dari Swiss, UBS, minggu lalu setelah harga sahamnya jatuh.
Runtuhnya SVB telah memicu gejolak di sektor perbankan global karena para investor mempertanyakan apakah ada masalah sistemik baru yang muncul pada tahun-tahun sejak krisis keuangan global 2008.
Menurut Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), sebuah lembaga pemerintah AS yang menjamin simpanan bank hingga jumlah tertentu, biaya yang akan menelan biaya sekitar USD20 miliar tersebut akan ditanggung oleh dana asuransi deposito, yang dibayar oleh bank-bank yang simpanannya diasuransikan.
SVB telah berkembang menjadi pemberi pinjaman besar dengan menargetkan perusahaan-perusahaan rintisan yang berkembang pesat di sektor teknologi Silicon Valley berbasis di negara-negara lain termasuk Inggris. Namun, para nasabahnya mulai menarik simpanan mereka secara massal karena nilai obligasi SVB telah jatuh karena kenaikan suku bunga.
Pemerintahan Biden mengatakan akan turun tangan dengan menanggung semua deposito di bank tersebut, termasuk yang tidak diasuransikan secara federal sebab kekhawatiran penularan akan menyebar ke seluruh sektor.
“Entitas SVB memiliki total aset sekitar USD167 miliar dan total deposito sekitar USD119 miliar pada tanggal 10 Maret,” kata FDIC melalui laman The Guardian, Selasa (28/03/2023).
Mengutip dari laman The Guardian, Selasa (28/03/2023), First Citizens membeli sekitar USD72 miliar aset-aset milik SVB dengan harga diskon sebesar USD16,5 miliar sehingga menyebabkan harga sahamnya melonjak 43% ketika Wall Street dibuka pada hari Senin dan akan mengambil alih dan menjalankan 17 cabang SVB.
First Citizens didirikan pada tahun 1898 untuk melayani para petani di North Carolina dan pada tahun 1935, RP Holding mengambil alih kepemimpinan bank tersebut sehingga sejak saat itu bank First Citizens dijalankan oleh keturunannya.
Kesepakatan senilai USD2 miliar atau sebesar Rp30 triliun lebih pada tahun lalu adalah upaya untuk mengambil alih pemberi pinjaman bisnis CIT Group dan mendorongnya masuk ke dalam 20 bank teratas di AS berdasarkan aset.
Sekitar USD90 miliar sekuritas dan aset-aset SVB lainnya akan tetap berada di bawah kendali FDIC guna meminimalkan kerugian bagi para deposan dan investor. Selain itu, regulator juga telah menandatangani sebuah perjanjian dengan First Citizens untuk menutupi beberapa kerugian atas pinjaman yang dipegang oleh SVB.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)