Adi menuturkan perseroan lebih aktif dalam mengantisipasi dampak pandemi pada sejumlah lini bisnis asuransi, khususnya asuransi kredit. Menurut Adi, perseroan lebih waspada dan selektif untuk underwriting, khususnya kepada industri-industri yang berpotensi terdampak pandemi.
Di samping itu, Adi mengatakan capaian tahun 2021 merupakan upaya jangka panjang perseroan untuk merubah pola pencadangan menjadi lebih konservatif sejak 2019.
“Saat pandemi, pendapatan menurun, tetapi cadangan yang lebih konservatif itu bisa menutupi pengurangan pendapatan pada 2020.”
Seperti diketahui, Tugure mencatatkan premi bruto senilai Rp2,26 triliun dengan lebih dari 50 persen pendapatan tersebut berasal dari bisnis fakultatif di reasuransi umum. Untuk unit bisnis ini, lini bisnis Facultative Financial Risk mencatatkan pertumbuhan hingga 8 persen, Facultative Casualty & Energy meningkat 6 persen.
Adapun lini Facultative Marine & Aviation membukukan premi bruto sebesar 87 persen dibanding tahun lalu, dan Facultative Property & Engineering membukukan premi bruto sebesar 26 persen dibanding tahun lalu.