Namun demikian, pertumbuhan positif pada segmen ritel dan non-ritel telah mampu mengimbangi penurunan pada segmen tersebut, sehingga total kredit yang disalurkan Bank secara keseluruhan meningkat hampir 1% menjadi Rp112,42 triliun pada sembilan bulan pertama 2023 dari Rp111,45 triliun.
Total simpanan nasabah tumbuh 7,0% menjadi Rp114,50 triliun dari Rp107,00 triliun, dengan peningkatan simpanan Deposito Berjangka sebesar 12,9% menyusul tren simpanan dari kuartal sebelumnya.
"Simpanan Giro dan Tabungan (CASA) naik 1,5% dengan pertumbuhan Giro sebesar 4,5%, sedangkan Tabungan turun 2,8%. Rasio CASA tercatat sebesar 49,1% pada September 2023," ujar Taswin.
Biaya overhead tercatat sebesar Rp4,42 triliun, naik 6,0% didorong oleh upaya Bank dalam memperkuat kapabilitas sumber daya manusia agar siap menghadapi kompetisi di masa depan (future ready) serta peningkatan produktivitas bisnis melalui perekrutan dan pelatihan. Selain itu, Bank juga memodernisasi infrastruktur TI dan keamanan siber, selaras dengan penerapan strategi M25+.
Beban provisi turun 6,9% seiring dengan membaiknya kualitas aset, didukung upaya pemantauan yang ketat dan pengendalian penyaluran kredit, serta iklim bisnis yang lebih baik. Saldo NPL turun 4,4% dan rasio Loan at Risk (Bank saja) membaik menjadi 10,7% pada September 2023 dari 13,4% pada September 2022.