"Tapi (bisnis konter HP) juga ternyata masih sepi. Sampai saat itu Saya lihat antrean panjang di sudut pasar. Ternyata mereka sedang antre untuk transaksi di Teras BRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI). Dari sana Saya berpikir, andaikan antrean sepanjang itu ada di tempat Saya," ujar Aang.
Berbekal 'mimpi' tersebut, Aang pun kembali mencoba merawat harapan dengan bekal modal Rp15 juta plus restu Sang Istri, untuk mulai berbisnis dengan menjadi Agen BRILink sejak 2016 lalu.
Berkah EDC
Namun, bukan berarti bisnis Aang seketika mudah seperti yang dibayangkan. Awal mula menjadi BRILink, Aang berkisah bahwa transaksi yang dilayaninya baru sebatas lima transaksi per hari, dalam sepuluh hari pertama.
"Itu pun Saya masih hanya pakai ATM, sehingga kalau ada orang transfer, Saya jadi harus bolek-balik ke ATM. Atau maksimal pakai SMS banking. Baru ketika mulai pake mesin EDC (electronic data capture), Saya bisa melayani 20, lalu 30, sampai 40 transaksi per hari," ujar Aang.
Dan saat ini, dengan bangga Aang bercerita bahwa minimal transaksi yang dilayani sekitar 150 hingga 200 transaksi per hari, dengan total nilai transaksi mencapai Rp4,5 miliar per bulan.