“Itu artinya kualitas kredit perseroan semakin sehat dan menjadi tanda adanya pemulihan dari beberapa sektor ekonomi,” ujar Busrul.
Di samping itu, aset BJTM hingga Maret 2024 tumbuh 4,37% atau sebesar Rp100,8 miliar dengan kontribusi dominan dari peningkatan aset produktif, dengan penyaluran kredit naik 18,76%, pengelolaan DPK meningkat 2,34% dengan kontribusi berasal dari jenis tabungan yang tumbuh 13,06% dan pengelolaan aset perseroan menghasilkan bunga bersih yang tumbuh 6,44%.
“Pertumbuhan DPK terjadi karena adanya pencairan tunjangan hari raya yang berimplikasi pada meningkatnya outstanding tabungan, kemudian laba bersih selama tiga bulan di awal tahun 2024 berhasil tumbuh menjadi Rp310 miliar,” tutur Busrul.
(NIY)