IDXChannel - Depresiasi rupiah terus terjadi sampai hari ini di mana pergerakan kurs rupiah telah menembus Rp16.300 per dolar Amerika Serikat (AS). Di sepanjang tahun berjalan, rupiah turun 6 persen dan menyentuh level terendah dalam 4 tahun terakhir.
Ekonom Senior dan Associate Faculty LPPI Ryan Kiryanto mengatakan, sekarang ini sedang terjadi proses apresiasi USD yang luar biasa atau extraordinary.
"Nah, salah satu fokus perhatian global adalah bahwa The Fed, Bank Sentral Amerika Serikat, tampaknya masih bersikukuh untuk mempertahankan level suku bunga acuannya di kisaran 5,25 sampai 5,5 persen, dan itu setidak-tidaknya sampai akhir tahun ini," kata Ryan dalam Market Review IDX, Rabu (19/6/2024).
Menurut Ryan, ada dua pandangan yang sama-sama dari pejabat Federal Reserve.
Pertama, jika inflasi di Amerika Serikat cepat menyentuh angka target 2 persen, ada kemungkinan besar The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin di pertemuan September tahun ini.
Namun, pandangan kedua lebih konservatif, di mana The Fed kemungkinan lebih hati-hati memperhatikan data-data eksternal di bulan-bulan mendatang.
"Makanya dari spekulasi yang muncul, The Fed kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di penghujung pertemuan mereka yang terakhir tahun ini yaitu di bulan Desember. Dan pemangkasan secara akumulatif itu pun hanya akan terjadi kemungkinan besar hanya satu kali di tahun ini," kata Ryan.