sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah AS Soroti QRIS dan GPN, RI Harus Pertahankan Sistem Pembayaran Lokal

Banking editor Anggie Ariesta
21/04/2025 15:00 WIB
Keberatan Amerika Serikat (AS) terhadap sistem pembayaran QRIS dan GPN dinilai sebagai isu persaingan usaha semata.
Pemerintah AS Soroti QRIS dan GPN, RI Harus Pertahankan Sistem Pembayaran Lokal. (Foto MNC Media)
Pemerintah AS Soroti QRIS dan GPN, RI Harus Pertahankan Sistem Pembayaran Lokal. (Foto MNC Media)

"Harus direspons bahwa QRIS menguntungkan konsumen dan masyarakat serta pelaku usaha kecil. Penerimaan QRIS cukup positif di indonesia," ujar Bhima.

Lebih lanjut, Bhima menyarankan agar AS dapat menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam mendorong literasi keuangan digital, alih-alih mempersoalkan keberadaan QRIS dan GPN.

"AS dapat bekerja sama dalam mendorong literasi keuangan digital," ujar dia.

Hingga saat ini, implementasi QRIS di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) mencatat, jumlah pengguna dan merchant QRIS terus meningkat pesat di seluruh Indonesia.

Bahkan, BI menargetkan 58 juta pengguna QRIS pada akhir 2025. Saat ini, jumlah pengguna sudah mencapai 55 juta, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 180 persen. Nilai transaksi mencapai Rp86–Rp90 triliun per tahun.

“Jadi bisa disebut sebagai game changer, ini merubah kultur. Dengan adanya digital culture menurunkan transaksi tunai, kita lebih seneng bayar menggunakan digital,” ucap Kepala Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Dicky Kartikoyono.

QRIS telah menjadi salah satu metode pembayaran digital yang paling populer, terutama di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena kemudahan dan biaya transaksinya yang relatif rendah. 

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement