“Dan ini kita concern sekali, anggota-anggota kita sangat menjerit, karena mereka enggak ada akses untuk perbankan selama ini dan mereka paling cepat untuk pinjol,” kata dia.
Dia menerangkan, tingginya iuran hingga serbuan produk impor membuat pelaku usaha kian terhimpit untuk berkembang.
“Banyak, contohnya dari kuliner aja, mereka yang punya planning tahun lalu untuk berkembang, akhirnya enggak bisa berkembang. Karena kenaikan harga dan lain-lain, sehingga itu merugikan semua pihak,” ujar dia.
Erik menyampaikan, pelaku usaha memerlukan dukungan lebih masif dari pemerintah untuk bisa bertahan dan bersaing di tengah kondisi ekonomi saat ini.