Adapun sampai kuartal II-2024, emiten BUMN ini mencetak laba sebesar Rp29,90 triliun. Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61 persen yoy menjadi sebesar Rp1.389,66 triliun.
Dana Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 7,66 persen yoy menjadi Rp877,90 triliun. “Dana murah masih mendominasi struktur DPK BRI, dimana porsi CASA mencapai 63,17 persen dari total DPK BRI,” tutur Sunarso.
Selain pertumbuhan yang berkualitas, Perseroan juga terbukti mampu meningkatkan fee based
income menjadi sebesar Rp11,26 triliun atau tumbuh 10,15 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Rp10,22 triliun.
Disisi lain, kondisi likuiditas dan permodalan BRI yang memadai, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank sebesar 86,59 persen serta Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 25,13 persen.