Menurutnya, pergerakan rupiah ke depan masih akan dipengaruhi oleh kebijakan tarif dagang AS dan langkah pelonggaran moneter bank sentral global.
"Ketidakpastian global masih akan dipengaruhi kebijakan tarif AS dan suku bunga global," katanya.
Stabilitas rupiah juga didukung oleh kinerja perdagangan yang solid, termasuk surplus signifikan pada kuartal II-2025, serta cadangan devisa mencapai USD152 miliar atau setara 6,3 bulan impor yang jauh di atas standar kecukupan internasional.
Saat ini, rupiah masih bertahan di bawah Rp16.500 per USD, sehingga memberi ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
(DESI ANGRIANI)