Bank Indonesia akan memperkuat efektivitas implementasi insentif kebijakan makroprudensial berkoordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan pada sektor-sektor hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan), perumahan (termasuk perumahan rakyat), pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR), dan ultra mikro (UMi), serta ekonomi hijau.
Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga. Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,74% pada Juni 2023. Risiko kredit terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,44% (bruto) dan 0,77% (neto) pada Juni 2023.
Likuiditas perbankan pada Juli 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,62% (yoy). Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat.
Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan dan momentum pertumbuhan ekonomi.
(SAN)