“Ketika ekonominya sendirinya tidak cukup dibiayai oleh jumlah uang, pertumbuhan uangnya itu kondisinya pasti tidak sehat. Dampak keringnya likuiditas adalah suku bunga tetap tinggi,” ujarnya.
SRBI merupakan instrumen pro market untuk menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta optimalisasi aset SBN. Sejak diterbitkan pada 17 September 2024, penerbitan SRBI telah mencapai Rp918,42 triliun.
(DESI ANGRIANI)