Ogi mengakui industri asuransi masih menghadapi tantangan besar dalam hal kompetensi. Upaya pengembangan SDM menjadi aspek krusial yang perlu dilakukan bagi perusahaan.
"Jadi kita harus membalance antara keperluan strategi jangka panjang dengan jangka pendek. Tentunya kita harus melakukan upaya-upaya perbaikan di jangka pendeknya," tutur dia.
Ketentuan pengalokasian dana pendidikan dan pelatihan dalam industri asuransi sejatinya bukan hal baru.
Sebelum pandemi covid-19, kebijakan serupa pernah diberlakukan dengan porsi lebih besar, yakni 5 persen dari beban tenaga kerja.
Ogi mengakui implementasinya tidak berjalan efektif, karena kurangnya pengawasan serta ketidakjelasan standar kompetensi pengembangan SDM.