IDXChannel – Pemberdayaan UMKM terus berkembang ke ranah digital dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Hal ini seiring arahan Kementerian BUMN yang menekankan pentingnya UMKM untuk melakukan digitalisasi.
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang merupakan anggota holding ultra mikro terus aktif dalam memberikan wawasan mengenai literasi keuangan dan literasi digital melalui pendampingan dan pelatihan terhadap nasabahnya, dengan harapan penggunaan digitalisasi bisa menjadi sarana promosi penjualan nasabah PNM Mekaar.
Bahkan sejak bergabungnya PNM ke dalam holding ultra mikro pada 2021, PNM terus mendorong nasabahnya untuk lebih melek digital dan meningkatkan jumlah pertumbuhan nasabah secara bersamaan.
Untuk menunjang hal itu semua holding Ultra Mikro telah mempersiapkan berbagai enabler yaitu rekening Simpedes UMI, AgenBRILink Mekaar, dan Senyum Mobile.
"Rekening Simpedes UMI telah disalurkan kepada lebih dari 13 juta nasabah PNM Mekaar yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan saldo yang telah mencapai Rp723 miliar pada akhir Triwulan I-2024. Selain itu, dengan alignment proses bisnis yang telah dilakukan, kini nasabah PNM Mekaar telah menerima pencairan pinjaman secara cashless dengan total Rp2,02 triliun pada akhir Triwulan I 2024," jelas Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Supari, melalui keterangan tertulis, Jumat (3/5/2024).
Supari pun merinci perkembangan Holding Ultra Mikro pada Kuartal I-2024, di mana sebanyak 16.404.300 nasabah PNM Mekaar sudah berhasil melakukan pembukaan rekening Simpedes UMi.
Kemudian, sebanyak 199.988 ketua kelompok PNM Mekaar juga sudah mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi Agen BRILink Mekaar.
Lalu, sebanyak 4.843 nasabah sudah membuka tabungan emas dari Pegadaian dan integrasi melalui aplikasi juga sudah mempermudah sebanyak 7.961.136 nasabah yang melakukan pembukaan simpedes UMI melalui aplikasi Mekaar DIGI.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi optimistis nasabah PNM Mekaar akan mampu untuk lebih memahami kegiatan keuangan secara digital, dan pelan-pelan akan meninggalkan cara konvensional.
"Ekosistem cashless terus kami genjot untuk mendorong nasabah naik kelas. Tentu harus dimulai dengan pemahaman para nasabah tentang apa itu keuangan digital dan dilanjutkan dengan inklusinya," ungkap Arief.