Dengan demikian, terdapat kenaikan pangsa pasar Perseroan sebesar 0,4 persen poin. Kharel mengapresiasi pencapaian ini dan menjelaskan bahwa TUGU telah berhasil membuktikan strateginya untuk terus ekspansif meski di tengah adanya berbagai tantangan makroekonomi yang terjadi di sepanjang tahun lalu.
“Eksekusi strategi untuk meningkatkan pangsa pasar non-captive baik melalui sinergi dengan BUMN non-Pertamina hingga klien korporat swasta serta penetrasi ke segmen ritel jadi motor pertumbuhan premi di tahun 2024," tutur Kharel.
Menurut Kharel, meskipun kontribusinya terhadap premi bruto relatif kecil hanya 4 persen tetapi kenaikan ini sejalan dengan investasi di sektor minyak dan gas nasional yang masih kuat di tahun 2024.
Selain pangsa pasar, Kharel juga mencermati kinerja keuangan TUGU yang konsisten tumbuh dengan solid. Perolehan laba di 2024 membuat nilai ekuitas naik dan potensi dividen yang menggiurkan akan menjadi katalis positif untuk jangka pendek.
“Laba naik, ekuitas naik sehingga book value per share juga naik. BVPS TUGU setara Rp 2.955 dengan harga saham saat ini maka PBV-nya hanya 0,33X dan ini sudah sangat murah. Saya kira TUGU akan membagikan dividen karena ini sudah jadi agenda tahunan, kalau payout 40 persen saja maka yield dari dividen bisa 9 persen” ujarnya.