Dengan rasio PBV yang rendah serta potensi dividen yield yang besar, saham TUGU layak masuk menjadi watch list bagi investor yang mengandalkan strategi value investing.
"Koreksi harga yang terjadi sebenarnya lebih ke faktor makro, kita lihat IHSG juga mengalami downtrend akibat sentimen makro dan besarnya aliran modal asing yang keluar yang juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah, dan bukan karena kinerja perusahaan yang memburuk,” tutur dia.
Dalam kondisi di mana pasar sedang mengalami tekanan hebat dan volatilitas seperti sekarang ini Kharel merekomendasikan bahwa investor sebaiknya fokus pada saham-saham dengan fundamental solid dan valuasi yang terdiskon, seperti TUGU.
"Memang tidak bisa langsung all-in dan harus wait and see untuk menentukan entry point belanja saham yang tepat, bisa lewat average down secara pelan-pelan sehingga antara risiko dan return bisa dikelola dengan baik," katanya.
(kunthi fahmar sandy)