Menurut Sunarso, pertumbuhan sembilan persen saja bagi BRI sudah cukup besar, karena didorong oleh kredit yang mencapai Rp1.111 triliun.
"Jadi tumbuh 10 persen saja, kita harus menyalurkan kredit net itu Rp111 triliun. Dan untuk menyalurkan kepada mikro Rp111 triliun itu bukan masalah kecil. Itu cukup besar, 10 persen," tutur Sunarso.
Hingga triwulan III-2022, kredit BRI secara konsolidasi telah tumbuh 7,9 persen secara year on year (YoY) menjadi Rp1.111,4 triliun. Tahun 2023, BRI optimistis masih bisa terus melakukan ekspansi kredit secara berkelanjutan.
Namun, menurut Sunarso target pertumbuhan sembilan hingga 11 persen itu masih realistis. Pasalnya dalam untuk bisa tumbuh secara berkelanjutan, perbankan membutuhkan empat syarat dan semua dipenuhi BRI.
"Pertama, bank harus jelas sumber pertumbuhan barunya. BRI memenuhi itu karena sudah ada holding ultra mikro sebagai sumber pertumbuhan baru," kata Sunarso.