Kedua, bank harus memiliki modal yang cukup. BRI secara grup tercatat saat ini memiliki capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26 persen dan secara bank only 24 persen.
Menurut Sunarso, level CAR tersebut menunjukkan bahwa BRI punya modal yang berlebih untuk mencapai target pertumbuhan kredit itu mengingat untuk CAR 17,5 persen sebetulnya cukup untuk memenuhi basel III dan sebagai countercyclical buffer.
Ketiga, harus punya likuiditas yang cukup. Sunarso menyebut, likuiditas BRI sangat memadai yang tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) secara konsolidasi yang mencapai 88,51 persen per September 2022.
Sedangkan LDR yang optimal ada di level 92 persen. Sehingga untuk memacu pertumbuhan, kata Sunarso, likuiditas BRI masih sangat cukup.
Keempat, tumbuh secara sustain dengan menjaga pertumbuhan tersebut secara berkualitas. BRI telah memenuhi itu dengan mengelola pencadangan yang sangat besar guna mengantisipasi pemburukan kredit.