18,62% hingga menjadi 0,53% saja selama tahun 2021 ini.
Menanggapi hal tersebut, Tjandra menambahkan, perubahan tersebut wajar terjadi di industri perbankan.
"Bagi kami, Asabri telah turut mengawal langkah demi langkah yang ditempuh Bank
Yudha Bhakti dalam melayani masyarakat Indonesia sejak kurang lebih 30 tahun terakhir. Seiring dengan transformasi Bank Yudha Bhakti menjadi sebuah bank digital bernama Bank Neo Commerce, babakan baru telah dimulai yaitu dengan adanya persetujuan dari regulator yang mengukuhkan Akulaku sebagai pemegang saham pengendali dan yang selama ini telah menjadi ekosistem digital utama Bank Neo Commerce. Kami optimis, sinergi ini akan semakin mempercepat akselerasi Bank Neo Commerce menjadi bank digital yang disegani," beber dia.
Tjandra juga menyatakan Bank Neo Commerce optimis dalam memenuhi syarat OJK tentang kepemilikan modal inti bank digital senilai Rp 3 triliun di akhir tahun 2022.
“Kepercayaan para pemegang saham dan Neo Customers kepada Bank Neo Commerce menambah kepercayaan diri kami dalam meraih target kepemilikan modal ini. Kami berupaya untuk dapat memenuhi persyaratan modal inti lebih cepat dari yang disyaratkan OJK, ” tutupnya.
(SANDY)