Para nasabah bank-bank ini diantaranya adalah perusahaan dari industri anggur California, di mana banyak kilang anggur bergantung pada Silicon Valley Bank untuk mendapatkan pinjaman, dan perusahaan-perusahaan rintisan teknologi yang ditujukan untuk memerangi perubahan iklim.
Selain itu, Sunrun, yang menjual dan menyewakan sistem energi surya memiliki kurang dari USD80 juta deposito tunai di Bank Silicon Valley. Sementara Stitchfix, situs web ritel pakaian, baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka memiliki batas kredit hingga USD100 juta dengan Bank Silicon Valley dan pemberi pinjaman lainnya.
Dalam unggahan video milik Tiffany Dufu, pendiri dan CEO The Cru, di sebuah platform pelatihan karir dan komunitas untuk wanita yang berbasis di New York, ia mengatakan bahwa uangnya terikat di BankSilicon Valley dan ia harus membayar karyawannya hingga dua anak remaja dari rekening bank pribadinya. Namun, ia lega mendengar bahwa pemerintah berniat membantu para deposan.
"Usaha kecil dan start up tahap awal tidak memiliki banyak akses untuk memanfaatkan situasi seperti ini, dan kami sering kali berada dalam posisi yang sangat rentan, terutama ketika kami harus berjuang keras untuk memasukkan uang ke rekening bank Anda, terutama bagi saya, sebagai pendiri wanita kulit hitam," ucap Dufu kepada The Associated Press melalui laman The Washington Post, Minggu (12/03/2023).
Kebangkrutan Bank Silicon Valley dimulai dari para nasabahnya, yang sebagian besar adalah perusahaan teknologi yang membutuhkan uang tunai karena kesulitan mendapatkan pembiayaan, mulai menarik simpanan mereka.