Kedua bank ini tercatat memiliki kinerja yang baik dimana bank bjb sampai dengan September 2021 memiliki total aset hampir Rp160 trilliun, laba bersih sebesar Rp1,4 trilliun dan tingkat NPL 1,3%. Sedangkan Bank Bengkulu memiliki total aset sebesar Rp8,6 trilliun, laba bersih sebesar Rp73 milliar dan tingkat NPL 0,88%.
Menurut Yuddy, bank bjb sangat terbuka untuk kolaborasi, tidak terbatas pada Bank Bengkulu saja, tidak menutup kemungkinan bank BJB akan bersinergi dengan BPD yang lainnya juga dalam waktu dekat.
"Tentunya sinergi yang dilakukan haruslah memberikan manfaat yang positif bagi kedua belah pihak, jadi dalam kerangka pengembangan bisnis bersama sama," pungkas dia.
Dengan dilakukannya sinergi, dari sisi kemampuan pembiayaan akan meningkat mengingat bank BJB dengan modal yang jauh lebih besar akan mampu menyerap kebutuhan kredit dengan nilai yang lebih besar. Misalnya untuk pembangunan infrastruktur daerah maupun project strategis yang ada di wilayah Bengkulu. Kedua pihak dapat dilakukan pembiayaan bersama dengan Bank Bengkulu.
Diketahui bank BJB merupakan BPD terbesar di Indonesia dengan infrastruktur yang mumpuni sehingga infrastruktur tersebut dapat dimanfaatkan oleh BPD secara bersama sama. Sebagai contoh untuk infrastruktur IT saat ini bank bjb sudah memiliki produk produk digital seperti DIGI dan DigiCash bank bjb, (QRIS), bjb e-Tax, Social Fund Transfer untuk penyaluran dana Bantuan, Cash Management System, dan Loan Onboarding untuk pengajuan kredit melalui aplikasi.