IDXChannel - JPMorgan lagi-lagi mencaplok bank di tengah krisis. Teranyar, First Republic Bank yang tengah sekarat menjadi incaran salah satu bank big four Amerika Serikat (AS) tersebut.
JPMorgan Chase & Co. bakal mengambil alih aset First Republic Bank, termasuk kredit senilai USD173 miliar, dana pihak ketiga (DPK) USD92 miliar dan aset Treasury seperti saham dan obligasi senilai USD30 miliar.
Dalam kesepakatan tersebut, mengutip Bloomberg, JPMorgan dan lembaga penjamin simpanan AS atau Federal Deposit Insurance Corp. (FDIC) sepakat untuk berbagi beban kerugian, serta pemulihan pinjaman kredit perumahan untuk rumah pertama dan komersial perusahaan.
Aksi JPMorgan ini bukan langkah yang pertama kali. Pencaplokan atas First Republic Bank menjadi yang terbesar setelah Bear Stearns dan Washington Mutual Bank pada 2008.
Aset Jumbo JP Morgan 'Si Tukang Caplok'
JPMorgan Chase & Co. adalah perusahaan jasa keuangan multinasional AS yang berkantor pusat di New York City dan didirikan di Delaware.
JPMorgan menjadi bank terbesar di AS bahkan di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar per 2023 yang mencapai USD3,20 triliun, berdasarkan data Bankrate.
Berikut adalah 10 daftar bank terbesar di AS berdasarkan aset terkonsolidasi, menurut angka terbaru dari The Federal Reserve (The Fed).
Dalam sejarahnya, aset jumbo JP Morgan terdorong karena aksi merger dan akuisisi (M&A). Akuisisi selama dekade setelah bank ini berdiri semakin menambah total aset bank. Kondisi ini yang membantu menjadikannya sebagai bank komersial terbesar di AS. Beberapa dari akuisisi besar terjadi di tengah krisis keuangan negeri Paman Sam tahun 2008.
Diketahui pada 2008, AS menghadapi krisis keuangan yang disebabkan karena subprime mortage crisis. Krisis ini menyebabkan beberapa bank besar harus runtuh dalam semalam.
Atas desakan pemerintah AS, JPMorgan mengeksekusi dua akuisisi besar selama periode itu untuk membantu industri keuangan AS menghindari keruntuhan seluruh sistem.
Dua bank yang saat itu diakuisisi adalah The Bear Stearns Companies Inc. dan Washington Mutual Bank.
Pada awal 2000-an, Bear Stearns menjadi salah satu bank investasi terbesar dan paling dihormati di Wall Street.
Tapi prestise itu dengan cepat runtuh karena sekuritisasi instrumen utang berisiko dan posisi leverage yang meledak selama krisis subprime mortgage dan krisis keuangan global 2008.
Di ambang kebangkrutan pada musim semi tahun 2008, Bear Stearns terpaksa memilih antara hancur atau menerima tawaran akuisisi dari JPMorgan. Nilai akuisisi yang ditawarkan mencapai USD1,4 miliar.
Pengambilalihan tersebut juga difasilitasi oleh pinjaman dana talangan sebesar USD30 miliar dari The Federal Reserve untuk membiayai aset Bear Stearns yang kurang likuid.
Pinjaman The Fed yang tidak biasa itu memastikan bahwa JPMorgan tidak akan menderita kerugian jika nilai aset spesifik tersebut menurun.
Namun, kesepakatan penjualan tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Pada 2015, sang CEO JPMorgan, Jamie Dimon mengatakan bahwa bank sudah harus membayar USD19 miliar untuk menyelesaikan tuntutan hukum terkait krisis, dengan 70% dari biaya tersebut disebabkan oleh Bear Stearns dan Washington Mutual Bank.
Seperti Bear Stearns, Washington Mutual Bank juga menyerah pada tekanan krisis keuangan, dan menderita gelombang penarikan simpanan yang berakhir dengan akuisisi oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Ini menandai keruntuhan perbankan terbesar dalam sejarah AS. Pada September 2008, JPMorgan mengakuisisi operasi perbankan Washington Mutual dari FDIC senilai USD1,9 miliar dan menjadikan JPMorgan sebagai lembaga penyimpanan terbesar di negara itu.
Namun, tak ada proses yang mulus, seperti akuisisi Bear Stearns, JPMorgan terpaksa menanggung biaya tak terduga dan biaya terkait tuntutan hukum yang bernilai cukup besar.
Peranan Jamie Dimon
Sebagai CEO, peranan Jamie Dimon dalam perjalanan caplok-mencaplok JP Morgan cukup genting.
Sejak krisis 2008, ia yang menakhodai pencaplokan bank-bank sekarat oleh JP Morgan.
Ia merupakan pengusaha dan bankir miliarder AS, yang telah menjadi CEO JPMorgan Chase sejak 2005.
Dimon sebelumnya menjabat sebagai dewan direksi Federal Reserve Bank of New York. Dimon juga termasuk dalam daftar majalah Time sepanjang tahun 2006, 2008, 2009, dan 2011.
Dimon juga masuk dalam jajaran 100 orang paling berpengaruh di dunia. Kekayaan bersih Dimon diperkirakan mencapai USD1,7 miliar menurut Forbes.
Karirnya di dunia keuangan AS telah malang melintang sejak lama. Dia memulai karirnya sebagai praktisi keuangan di American Express pada 1982 dan kemudian membantu membangun Citigroup modern.
Lulusan Harvard Business School ini bergabung dengan JPMorgan Chase pada tahun 2004 dan menjadi CEO dan pimpinan segera setelah itu.
Langkahnya untuk membongkar krisis 2008 senilai USD12 miliar pada 2006 akhirnya dapat melindungi JP Morgan dari kehancuran pada 2008.
Dimon bahkan menjadi kandidat yang dirumorkan akan dinominasikan menjadi menteri keuangan di era Presiden Trump dan duduk menjadi penasehat Gedung Putih sampai dibubarkan pada Agustus 2017.
Bahkan, di tengah krisis perbankan yang sempat menghantam AS pada Maret lalu, di bawah kepemimpinan Dimon, JPMorgan masih mencatatkan rekor pendapatan USD38,3 miliar, dibandingkan dengan USD36,1 miliar yang diperkirakan oleh hasil survei FactSet.
JPMorgan bahkan mengantongi laba bersih USD12,6 miliar, atau setara USD4,10 per lembar saham dan mengalahkan estimasi konsensus USD3,41 per lembar saham. (ADF)