"Komentar hawkish itu menunjukkan bahwa bank sentral tidak memiliki rencana untuk mengurangi laju kenaikan suku bunga, serta Eropa menghadapi pasokan energi dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih luas," papar Ibrahim.
Selain itu, didorong juga oleh Rusia yang akan menghentikan pasokan gas alam ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 selama tiga hari pada akhir bulan, sebagai pengingat terbaru dari keadaan genting pasokan energi benua itu.
Adapun Ibrahim memproyeksi untuk perdagangan besok, Rabu (24/8/2022) mata uang rupiah dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.810-Rp14.860/USD. (NDY)