“Kami yakin jumlah koneksi yang dibutuhkan jauh lebih sedikit. Karena itu, dibutuhkan lebih sedikit waktu jeda, dengan capaian efisiensi yang lebih besar," ujar Kepala inovasi SWIFT, Nick Kerigan, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (6/10/22).
Saat ini keberadaan CBDC dipandang sebagai satu langkah maju karena dapat secara efektif diprogram untuk memenuhi kebutuhan spesifik pemerintah ataupun individu.
Sebelumnya, pengujian CBDC secara terpisah juga telah dilakukan dengan Citi, Clearing Jouse Clearstream dan Northern Trust, seperti saham dan obligasi yang diubah menjadi token digital, yang kemudian dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara real-time.
Beberapa negara seperti Bahama dan Nigeria sudah memiliki dan menjalankan CBDC. Sedangkan China, sangat maju dengan uji coba e-yuan di kehidupan nyata. Keuntungan utama SWIFT adalah bahwa jaringan yang ada sudah dapat digunakan di lebih dari 200 negara dan menghubungkan lebih dari 11.500 bank dan dana.
Menurut Kerigan, langkah yang telah dilakukan di negara-negara tersebut juga bisa terjadi dalam sistem CBDC yang baru.