IDXChannel - Tantangan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) ke depan semakin berat di tengah perkembangan teknologi dan perubahan perilaku masyarakat.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, dinamika ekonomi global dan domestik membawa tantangan bagi industri BPR/S. Adopsi teknologi yang semakin masif berdampak pada perubahan perilaku, ekspektasi, dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan.
"Selain itu, BPR/S juga menghadapi persaingan yang semakin ketat khususnya pada penyaluran kredit atau pembiayaan kepada segmen UMKM," kata Dian dikutip Senin (14/9/2024).
Hingga semester I-2024, kinerja industri BPR seperti aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit, masih positif masing-masing 6,19 persen, 7,01 persen, 6,96 persen. Pertumbuhan tersebut relatif terjaga seiring dengan perluasan kegiatan usaha sebagaimana amanat UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang ditopang dengan pemenuhan modal inti minimum Rp6 miliar
"Rasio CAR BPR/S posisi semester I-2024 tercatat 28,11 persen sehingga memiliki ketahanan permodalan yang memadai," katanya.