Holding yang terdiri dari tiga entitas, yakni BRI, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) ini ditargetkan mampu memberdayakan 55 juta nasabah hingga 2024.
“Berbagai program dilakukan BRI sebagai kerangka besar pemberdayaan sesuai koridor Sinergi Ekosistem Ultra Mikro. BRI mendorong entitas Pegadaian dan PNM memastikan pelaku usaha Ultra Mikro memiliki pengetahuan, kemampuan dan kesempatan akses layanan keuangan yang adil dan inklusif agar terhindar dari kerentanan, serta dapat menaik-kelaskan pelaku usaha ultra mikro,” ucap Supari.
Lebih lanjut, BRI Group menargetkan pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan pada tahun ini bisa tumbuh di kisaran 9%-11% YoY. Ekspansi kredit yang dilakukan BRI diiringi dengan kehati-hatian, sebagai upaya menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang ditargetkan terjaga di level 2,8%-3% pada 2022.
Kendati demikian, BRI tetap menyiapkan Langkah antisipatif terhadap potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI mengalami peningkatan dari 252,59% pada kuartal II-2021 menjadi 266,26% pada kuartal II-2022.
Dari sisi profitabilitas, BRI secara konsolidasian berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp.24,88 triliun atau tumbuh 98,38% yoy dengan total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp.1.652,84 triliun.