"Untuk transaksi QRIS, sepanjang tahun ini dibandingkan tahun lalu, tumbuh sebenarnya lebih dari 200 persen. Dan setiap tahun itu tumbuhnya cukup cepat ya. Seperti Pak Jahja bilang mudah digunakan, karena kita tinggal pegang HP, dan bisa bertransaksi QRIS," ujar Vera.
Meskipun volume transaksi QRIS tumbuh pesat, Jahja menekankan, dari segi nilai, QRIS belum dapat menandingi transfer konvensional atau sistem pembayaran lain yang memungkinkan transaksi dengan nominal besar. Namun, jika dibandingkan dengan transaksi kartu ATM, tren menunjukkan pergeseran ke arah digital melalui smartphone.
"Namun menurut saya sih, digital yang kita lakukan dengan smartphone, itu lebih canggih, dan lebih cepat, dan lebih disukai oleh orang daripada harus bayar dengan kartu ataupun ATM. ATM relatively hanya untuk tarik tunai, kebanyakan ya," kata Jahja.
Dia juga menyoroti fenomena baru di mana ATM kini juga banyak digunakan untuk setor tunai, yang memerlukan kartu ATM.