Lebih lanjut, Andoko berpesan untuk lebih cakap dalam mengatur cashflow atau uang keluar dan masuk ke kantong.
"Jadi bukan seberapa banyak gaji yang kita peroleh, tapi bagaimana kita mengelola uang tersebut, karena ada orang yang gajinya Rp20 juta, Rp25 juta tapi kekurangan. Jadi bukan masalah gaji, tapi bagaimana mereka mengelola keuangan tadi," kata Andoko.
Pada kesempatannya, Andoko juga memberikan sedikit rumus-rumus yang dapat diterapkan oleh para first jober yang baru punya penghasilan. Agar uang yang masuk dan keluar bisa lebih terkontrol.
Andoko menganalogikan, apabila first jobber punya pendapatan Rp5 juta per bulan. Maka 10% dari jumlah tersebut sudah harus otomatis terpotong dan diamankan terlebih dahulu di awal.
Artinnya ada sekitar Rp500 ribu yang harus terlebih dahulu disimpan, fungsinya untuk tabungan dan 10% pertama ini sifatnya dibekukan atau tidak dapat diambil kapanpun. Bagus untuk tabungan jangka panjang.
Kemudian 10% selanjutnya disisihkan untuk belajar alias pengembangan diri. Dana tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan kursus, agar kompetensi dan skill selama bekerja juga bisa ditingkatkan.
Selanjutnya 10% lagi bisa digunakan untuk keluarga maupun pasangan. Sehingga orang tua atau pasangan juga bisa merasakan hasil kerja anaknya.
Kemudian, 10% lagi digunakan untuk berbagi maupun memberikan sedekah kepada yang lebih membutuhkan, dan 10% lagi digunakan untuk asuransi apabila tidak ter proteksi dari kantor. Terakhir, 10% sisanya bisa digunakan untuk berlibur.
"Selebihnya konsumsi, silahkan. Ujungnyakan tetap masih besar dikonsumsi," pungkas Andoko. (NIA)