"Namun China sudah berhasil mengatasinya, diharapkan kondisinya baik, apalagi kalau berhasil memulihkan sektor propertinya," paparnya.
Haryanto bersyukur, ekonomi Indonesia tumbuh jauh lebih baik di angka 5,72 persen pada kuartal III. Inflasi pun, diakuinya terjaga di level 5,51 persen di 2022 atau jauh lebih rendah dibanding negara lain meskipun ada kenaikan harga BBM. Pun dengan difist APBN 2022 yang terkendali.
"Di perbankan, pinjaman yang macet, pinjaman yang menjadi perhatian khusus, pinjaman restrukturisasi covid-19 terus menurun dibanding puncaknya Desember 2020," tuturnya.
"Tapi masih ada sektor yang mengalami tantangan, makanya kami sambut baik perpanjangan restrukturisasi covid-19 satu tahun sampai dengan Maret 2024 segmen umkm, segmen penyediaan akomodoasi makan minum, dan industri lapangan kerja besar, tekstil, alas kaki," pungkas Haryanto.
(FAY)