sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Benarkah Janda Bolong Jadi Investasi Menjanjikan?

Economia editor Rista Rama Dhany
07/02/2021 11:00 WIB
Melambungnya harga tanaman hias Janda Bolong membuat orang banyak yang tergiur untuk meliriknya sebagai investasi.
Janda Bolong (FOTO: MNC Media)
Janda Bolong (FOTO: MNC Media)

"Fenomena ini disebut sebagai gelembung ekonomi atau bubble economy di mana harga suatu barang jauh dari nilai intrinsiknya. Dalam sejarah bubble economy pertama kali dicatat pada tahun 1637 saat harga bunga tulip dihargai 3.000 sampai 4.200 gulden di Eropa," kata Bhima beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan fenomena ini ini terjadi berulang pada saat ramai ikan louhan, daun anthurium sampai batu akik menunjukkan adanya gejala irasionalitas di pasar. 

Misalnya, pada saat anturium dihargai setara mobil inova pada saat itu, ternyata ada permainan antar pedagang tanaman hias atau kartel yang menggoreng harga sehingga bisa ratusan juta rupiah.

"Sekarang bisa terjadi lagi ketika tanaman hias seperti monstera atau janda bolong harganya selangit. perlu diselidiki, siapa yang bermain dibelakang fenomena ini? yang jelas spekulan selalu menciptakan produk untuk dipermainkan," jelasnya.

Sebagai informasi,ada jenis tanaman hias Monstera lainnya yang juga laris manis dijual per helai daunnya. Monstera obliqua bahkan per lembar daunnya bisa dijual dengan harga Rp25-30 juta. Monstera albo variegata dijual Rp30-50 juta per lembar daun, dan Monstera mint dan deliciosa bisa laku Rp50 juta per lembar daunnya. (RAMA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement