IDXChannel - Masa pandemi telah memberikan pukulan berat bagi perekonomian Inggris. Negara ini sedang mengalami depresi ekonomi terberat sepanjang masa, atau bahkan lebih buruk dibandingkan tahun 1709.
Dari penelitian yang dilakukan Bank of England, ekonomi Inggris mengalami penurunan sebesar 9,9% dari PDB, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan masa resesi sebelumnya yang mencapai 9,7%.
Resesi yang terjadi pada 1709 terjadi akibat Inggris ikut terkena dampak dari musim dingin paling keras di Eropa dalam 500 tahun, bencana itu telah menyebabkan kematian dan kehancuran yang meluas.
"Kali ini menjadi pandemi untuk disalahkan, padahal dulu, itu adalah Great Frost, yang melihat es di Laut Utara, dan Perang Suksesi Spanyol yang menyebabkan kerusakan," tulis ahli strategi Societe Generale, Kit Juckes, seperti dilansir dari CNN, Sabtu (13/2/2021).
Ada beberapa tanda perbaikan di bulan-bulan terakhir tahun 2020, dengan PDB diperkirakan meningkat 1% pada kuartal keempat, menyusul rekor pertumbuhan di bulan ketiga. Tetapi ada perubahan besar dalam produksi antara Oktober dan Desember, sebagian besar mengikuti tingkat pembatasan yang diberlakukan untuk menahan virus corona.
Inggris mengalami salah satu resesi terburuk di antara negara-negara ekonomi besar tahun lalu. Jerman, misalnya, bertahan lebih baik dalam pandemi daripada selama krisis keuangan global. Perkiraan sementara menunjukkan ekonomi terbesar Eropa mengalami kontraksi sebesar 5% tahun lalu. PDB UE, sementara itu, diperkirakan telah menyusut 6,4%, menurut Eurostat.
Amerika Serikat bernasib lebih baik jika dibandingkan, dengan penurunan PDB sebesar 3,5% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, dalam sebuah pernyataan menyebut angka hari ini menunjukkan bahwa ekonomi telah mengalami guncangan serius akibat pandemi, yang telah dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia.
“Meskipun ada beberapa tanda positif dari ketahanan ekonomi selama musim dingin, kami tahu bahwa lockdown saat ini terus berdampak signifikan pada banyak orang dan bisnis," ujarnya.
Kebijakan lockdown di Inggris Raya, yang diberlakukan pada 5 Januari, diperkirakan akan memukul ekonomi dengan keras pada kuartal pertama 2021, membalikkan kembalinya pertumbuhan pada kuartal keempat tahun 2020.
"Tampaknya penurunan ganda [resesi] hanya tertunda daripada dihindari secara langsung," kata Ekonom Sam Miley. (TYO)