IDXChannel - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, mengajak sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan teknologi. Permintaan ini dia sampaikan mengingat sisi ekspor dari bisnis ini hanya sebesar 15 sampai 16 persen.
Rosan melihat, UMKM justru memiliki serapan tenaga kerja yang tinggi. Meski sektor ini terdampak signifikan akibat pandemi Covid-19. Kendati begitu, dengan banyaknya stimulus yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat membantu UMKM tetap bertahan di masa sulit ini.
Agar tidak hanya menjadi tuan di negeri sendiri, dia mengajak UMKM untuk meningkatkan peran ekspor. Terlebih dengan pemerintah sedang gencar melakukan perdagangan internasional dengan Australia seperti RCIP dan CEPA.
"Ini harus kita sosialisasikan pada eksportir untuk apa yang bisa kita lakukan dan memanfaatkan azas manfaat perjanjian perdagangan yang ada sampai saat ini," katanya, dalam peresmian program 500K Eksportir Baru yang disiarkan secara virtual, Rabu (17/2/2021).
Peningkatan ekspor pun perlu didukung oleh peningkatan sumber daya manusia (SDM) UMKM dengan mengadopsi teknologi pemasaran dan pengenalan sektor formal di finansial. Dengan begitu, UMKM bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
"Pasti akan memberikan dampak positif. Sesuai arahan presiden bahwa kita semua harus lakukan dan membangun kebijakan bersama mereformasi kebijakan untuk meningkatkan ekosistem para eksportir ke depannya," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, juga menyayangkan lemahnya peran UMKM dalam ekspor. Padahal banyak produk Indonesia yang bisa di ekpsor.
"Mulai dari produk berbasis pertanian, perikanan, furnitur, home decor, kosmetik, herbal product, muslim fashion dan lainnya. Buah segar atau buah tropis ini memang banyak permintaannya," tuturnya. (TYO)