6. Soroti Tarif Ekspor RI yang Terlalu Tinggi
Indonesia menyampaikan keprihatinan atas lonjakan tarif bea masuk yang saat ini mencapai hingga 47 persen untuk produk-produk ekspor andalan, seperti tekstil, garmen, alas kaki, furnitur, dan udang. Pemerintah mendesak adanya kesetaraan tarif dengan negara-negara pesaing.
7. Targetkan Kerangka Kerja Sama Rampung dalam 60 Hari
Kedua negara sepakat untuk menyusun format kemitraan perdagangan dan investasi yang jelas, berikut peta jalan implementasinya, dalam kurun waktu dua bulan mendatang.
8. Pembahasan Relaksasi TKDN
Pihak AS mengajukan permintaan relaksasi terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Pemerintah Indonesia saat ini tengah merancang ulang format TKDN menjadi berbasis insentif, bukan lagi pembatasan, dengan tujuan mendorong efisiensi dan inovasi tanpa mengorbankan industri dalam negeri.
9. Siapkan Paket Deregulasi untuk Industri Terdampak
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan paket kebijakan ekonomi dan deregulasi yang komprehensif untuk sektor-sektor industri yang berpotensi terdampak tarif, seperti industri padat karya dan perikanan. Tiga satuan tugas khusus telah dibentuk untuk fokus pada peningkatan efisiensi, daya saing, dan deregulasi.
10. Strategi Diversifikasi Pasar Ekspor
Pemerintah menegaskan komitmen untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS (yang saat ini menyerap sekitar 10 persen dari total ekspor RI) dan mulai aktif menjajaki pasar-pasar alternatif yang potensial, seperti Meksiko, Inggris, Uni Eropa, serta negara ASEAN lainnya.
Langkah diplomasi cepat dan konkret ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengamankan kepentingan ekonomi nasional di tengah dinamika kebijakan perdagangan global yang terus berubah.
Hasil dari perundingan intensif dalam 60 hari ke depan akan menjadi penentu arah hubungan dagang antara Indonesia dan AS.
(Fiki Ariyanti)