2. Laporan Keuangan Anjlok
Adapun laporan keuangan tahunan yang dirilis perusahaan konstruksi pelat merah. PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengalami kerugian hingga Rp7,3 triliun. Padahal, pada 2019 Waskita Karya mampu mengantongi laba bersih Rp 938 miliar.
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatat kinerja keuangan yang lesu pada 2020. Perusahaan ini mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp23,98 miliar. Laba tersebut turun Rp639,83 miliar atau 96,39% dibandingkan tahun 2019.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, laba perseroan terkontraksi cukup drastis. Laba WIKA merosot 91,87% pada 2020. Di mana, WIKA hanya meraup laba Rp128,7 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp819,49 miliar.
Sementara itu, kinerja keuangan PT PP (Persero) juga mengalami penurunan. Pada laporan keuangan kuartal IV-2020 perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp128,75 miliar atau lebih rendah 84,28% dibanding 2019 sebesar Rp819,46 miliar.
3. Penugasan Penyebab BUMN Karya Merugi
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, kerugian yang dialami badan usaha sektor konstruksi disebabkan karena penugasan pemerintah yang dibarengi dengan asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak sesuai. Penugasan pembangunan proyek infrastruktur sebelum hingga saat terjadi pandemi Covid-19 sejak awal 2020 lalu.