IDXChannel - Melihat hasil laporan keuangan tahun 2020 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor infrastruktur yang baru dirilis, terlihat semuanya mengalami penurunan sangat tajam, bahkan ada yang rugi hingga Rp7,3 triliun!
Setidaknya ada lima fakta terkait BUMN karya seperti Waskita Karya, Adhi Karya, sampai PT PP yang keuangan perusahaan dalam kondisi berdarah-darah, seperti dirangkum, Sabtu (10/4/2021).
1. Penyebab Kerugian
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan mencatat, ada beberapa sebab meruginya BUMN. Salah satunya bunga bank yang tinggi. Menurut Dahlan, dalam pengerjaan proyek manajemen membutuhkan modal yang besar. Sumber pendanaan itu hanya bisa diperoleh melalui pihak ketiga, salah satunya melalui perbankan.
Dana bank menjadi nafas bisnis konstruksi. Namun, sekuat-kuatnya bank, dia tetap tunduk pada mekanisme perbankan. Artinya, ada batas dalam jumlah pemberian kredit pada satu group perusahaan.
"Ketika perusahaan sudah tidak bisa pinjam dana bank, karena sudah capai batas atas, maka bencana tahap satu pun datang. Ketika bencana tahap satu itu datang, harapan tinggal pada obligasi, medium term notes (MTM) dan sejenisnya. Tapi pemilik dana obligasi pun tahu, mana perusahaan yang masih bisa cari pinjaman bank dan mana yang sudah mentok," katanya.