"Salah satu faktor kerugian karena penugasan proyek pemerintah dan asumsi awal yang tidak sesuai. Penugasan itu sangat berat apalagi salah asumsi karena selalu pada saat uji kelayakan modelnya optimistis. Ekonomi tumbuh 7-8%, kemudian akan terjadi kenaikan permintaan industri dan daya beli masyarakat," ujar Bhima saat dimintai pendapatnya, Senin (5/4/2021).
4.Gunakan Alternatif Pendanaan Lain yang Lebih Murah
Karena adanya batasan jumlah pemberian kredit dan bunga yang tinggi, Dahlan Iskan menyatakan ada sumber pendanaan lain bagi BUMN yang tergolong lebih murah jika dibandingkan dengan pinjaman bank dan obligasi. Dana yang dimaksud Dahlan adalah sub kontraktor.
Karena itu, Indonesia Investment Authority (INA) atau Sovereign Wealth Fund (SWF) diharapkan menjadi wadah alternatif bagi pendanaan BUMN. Anggaran yang nantinya dihimpun yang berasal dari Amerika Serikat (AS), Uni Emirat Arab, Kanada, dan Jepang, akan menjadi sumber pendanaan BUMN Karya dan sektor lainnya.
5. Solusi untuk Permasalahan Keuangan BUMN Karya
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menilai pemerintah harus segera membayar biaya investasi yang telah dikeluarkan BUMN Karya salam penugasan infrastruktur. Hal ini akan membantu cash flow perseroan untuk menjalankan bisnis di 2021 dan ke depannya.
"Solusi lain sebagian proyek investasi yang sudah selesai bisa di offer ke LPI atau SWF yang segera akan beroperasi. Ini akan membantu aspek pembiayaan BUMN Karya tersebut," ujar Toto.
(RAMA)