"Setelah minta data 3 bulan lalu, kami dikirim lagi data sekitar 2 minggu lalu itu datanya hanya 1.000 seller dengan menggunakan metodologi survei atau sampling," ujar Fiki.
"Tapi kan sampling harus ada metodologi, untuk bisa proporsional. Jadi bingung, yang dibilang 2 juta, 6 juta, terakhir 13 juta dan kita minta data terakhir malah 1.000," tuturnya.
Fiki menilai data yang disampaikan TikTok merupakan klaim sepihak dan tidak berdasar. Sebab pihaknya pernah meminta data tersebut untuk menyelesaikan berbagai permasalahan utamanya soal barang-barang impor murah hang dijual di TikTok Shop. Namun Fiki menyebut pihak TikTok hanya punya data dalam bentuk sampling.
"Saya sampaikan, wah bingung juga ya, kalau ibaratnya supermarket tidak tahu barang yang kita jual, lalu kalau ada apa-apa dengan barang yang kita jual terus kita mau lepas tangan? Kan seperti itu analoginya," pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelummya TikTok menyebut keputusan pemerintah melarang social commerce melakukan transaksi perdagangan akan berdampak pada 6 juta penjual dan 7 juta kreator affiliate yang menggunakan TikTok Shop.