sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

7 Juta Orang Indonesia Pengangguran, Kemnaker Ungkap Dua Penyebabnya

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
22/05/2025 13:27 WIB
Kemnaker menyebut ada lebih dari 7 juta penduduk Indonesia yang belum bekerja dan mengalami kesulitan mencari kerja. Ada dua penyebab tingginya pengangguran.
7 Juta Orang Indonesia Pengangguran, Kemnaker Ungkap Dua Penyebabnya. (Foto: Iqbal/Inews Media Indonesia)
7 Juta Orang Indonesia Pengangguran, Kemnaker Ungkap Dua Penyebabnya. (Foto: Iqbal/Inews Media Indonesia)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia per Februari 2024 sebesar 4,76 persen, dengan total penduduk usia kerja yang belum bekerja lebih dari 7 juta orang.

“Masih terdapat lebih dari 7 juta penduduk Indonesia yang belum bekerja dan mengalami kesulitan mencari kerja,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Cris Kuntadi, dalam laporan saat membuka acara Job Fair Kemnaker 2025 di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Kuntadi mengatakan kondisi ini setidaknya disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, kesenjangan antara keterampilan para pencari kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Menurutnya, kebutuhan industri cukup dinamis mengikuti tren yang berkembang. Sementara kompetensi calon pekerja yang didapatkan saat menempuh pendidikan tidak bisa mengimbangi perkembangan industri.

Masalah kedua yaitu keterbatasan akses informasi lowongan kerja. “Terbatasnya akses informasi yang dimiliki para pencari kerja atas kesempatan kerja yang tersedia,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menambahkan kondisi ekonomi global saat ini memang masih penuh dengan ketidakpastian yang berdampak pada keberlangsungan dunia usaha, industri, dan serapan tenaga kerja.

“Kondisi sekarang, ketika ekonomi global penuh ketidakpastian, berdampak pada dunia usaha, industri, pertumbuhan ekonomi, dan ketersediaan lowongan kerja,” lanjutnya.

Yassierli menambahkan, saat ini peningkatan kompetensi tidak hanya didapatkan melalui pendidikan formal, namun bisa melalui kanal lain seperti Balai Latihan Kerja (BLK) hingga otodidak melalui platform media sosial.

“Untuk meningkatkan kompetensi tidak hanya melalui pendidikan formal. Ada teknologi yang bisa dimanfaatkan. Kembangkan potensi dan buat portofolio sebanyak-banyaknya agar mudah diterima kerja,” kata dia.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement