"Artinya, kalau selama ini kita melihat bahwa rata-rata dari 1.626 kasus Omicron, itu yang memiliki gejala sedang hanya 2 kasus. Kemudian yang kematian hanya 2 kasus. Sisanya itu adalah dengan gejala ringan dan bahkan tidak bergejala. Yang tidak bergejala ini kita temukan pada 80% sampai 85% dari kasus omicron yang ada," jelasnya.
Dia menambahkan, meski varian Omicron dari tingkat keparahan ataupun yang membutuhkan perawatan rumah sakit relatif lebih rendah daripada varian Delta, namun laju penularannya 3 kali lebih cepat. Untuk itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan terutama pada kelompok-kelompok tertentu seperti komorbid atau kelompok rentan seperti yang punya kelainan imunitas sehingga akan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Dan risiko tentunya tetap sama, jadi parah dan berakhir pada kematian. Tentu yang menjadi perhatian kita adalah kecepatan penularannya dan harus kita lakukan upaya memitigasi," tuturnya.
(NDA)