Tindakan itu ditujukan untuk membatasi pendapatan Rusia dari sektor bahan bakar fosil yang dapat mendukung anggaran, militer dan invasi Moskow ke Ukraina, sekaligus menghindari kemungkinan lonjakan harga yang tajam apabila minyak Rusia tiba-tiba hilang dari pasar global.
Uni Eropa bersama Australia, Inggris, Kanada, Jepang dan AS menyepakati pembatasan harga itu Jumat (2/12/2022) lalu. Seluruh 27 negara anggota Uni Eropa juga menerapkan embargo terhadap minyak Rusia yang dikirim melalui jalur laut.
India memilih memprioritaskan kebutuhan energinya sendiri dan akan terus membeli minyak dari Rusia, Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengisyaratkan hari Senin.
“Uni Eropa, sejak 24 Februari sampai 17 November [2022] telah mengimpor lebih banyak bahan bakar fosil dari Rusia dari pada gabungan 10 negara berikutnya. Saya akan memberi Anda perbandingan dengan India, impor minyak di Uni Eropa seperti enam kali lipat yang diimpor India,” jelasnya.
Jaishankar menyampaikan hal itu setelah menggelar pertemuan dengan Menlu Jerman Annalena Baerbock yang sedang mengunjungi New Delhi untuk mendiskusikan hubungan bilateral kedua negara dan perang Rusia di Ukraina.
Sejauh ini India tidak berkomitmen terhadap pembatasan harga terhadap minyak Rusia. India dan Rusia sendiri memiliki hubungan yang dekat dan New Delhi tidak mendukung sanksi Barat terhadap Moskow, meski telah berulang kali mendesak agar “segera menghentikan kekerasan” di Ukraina.